Pages

Friday, May 5, 2017

GENERATION AXE Live in Ancol, JAKARTA 2017: Gertakan dari LIMA DEWA GITAR!





MY DREAM COME TRUE, yah seperti itulah mungkin gambaran saya mengenai konser Agung 21 April yang lalu. Selain itu memang inilah yang benar-benar saya impikan selama ini. Kapan lagi saya bisa melihat sang MAESTRO idola saya secara langsung. Secara ini momen yang sangat langka. Bagaimana tidak, musisi yang bernama asli Lars Johan Yngve Lannerbäck, atau orang-orang mengenalnya dengan nama Yngwie Malmsteen atau Yngwie J. Malmsteen yang jika disingkat menjadi YJM, setelah 27 tahun berlalu setelah konser pertama promo album ECLIPSE, Yngwie baru menapakkan kakinya kembali di Indonesia lagi April ini.

Dulu beliau pernah mengadakan konser Pertama di Indonesia tahun 1990 di 2 kota, yakni Solo dan Surabaya yang bertajuk YNGWIE MALMSTEEN "ECLIPSE" 1990 World Tour yang di sponsori oleh Djarum Super dan digagas oleh Setiawan Djody. Di Solo, waktu itu konser beliau di Stadion SRI WEDARI pada 4 Juli 1990 dengan Harga Tiket Masuk(HTM) Rp 12.500,00. Sedangkan di Surabaya di Stadion Tambaksari. Untuk di Solo konser berjalan cukup lancar, namun sayangnya yang ke dua untuk Surabaya konser tak bisa full atau terpaksa dihentikan karena terjadi Hujan Deras sehingga konser terpaksa dihentikan. Di tahun 1996 beliau juga pernah ke Indonesia dalam rangka Klinik Gitar, bukan konser. Klinik Gitar Yngwie itu berlokasi di Hard Rock Cafe Jakarta.

gambar copas

Kembali ke Generation Axe. Konser ini di Promotori oleh Original Production, dan didukung oleh SuperMusicID. Dan konser ini bertajuk GENERATION AXE A Night Of Guitars. Generation Axe itu sendiri terdiri dari 5 shredder yang sekaligus Dewa Gitar yaitu: Steve Vai (Ex: Alcatrazz, & White Snake, Now: Solo) , Yngwie Malmsteen (Ex: Steeler & Alcatrazz, Now: Solo/Yngwie Malmsteen's Rising Force), Nuno Bettencourt (EXTREME), Zakk Wylde(BLS/Black Label Society & Ozzy Osbourne), dan Tosin Abasi(Animals As Leaders). Oiya, ada juga keyboardis Derek Sherinian ( Ex Yngwie Malmsteen's Rising Force & Dream Theater). Awalnya saya tidakmenyangka dan bahkan ragu-ragu pada awalnya. Waktu itu sektar 2 bulan yang lalu pada tanggal 20 Februari 2017, teman saya nge-share sebuah postingan dari sebuah Fans Page(FP) yang mana isinya Yngwie akan segera melakukan konser di Indonesia di tahun 2017 ini. Walau saya ragu, saya sangat berharap idola saya tersebut beneran akan datang lagi kesini. Hal yang membuat saya ragu ialah karena FP/Promotor tersebut sudah mempunyai citra buruk dimata Metalhead tanah air. Selain itu teman-teman Metalhead saya mengatakan kepada saya bahwa Promotor tersebut sering kali mau mendatangkan Band Metal Internasional namun GAGAL. Yang ketiga FP tersebut mengumukan bahwa itu 100% Fix, namun ketika saya cek di web resmi Generation Axe dan Official web nya Yngwie Malmsteen, sama sekali belum ada announcement. Saya yang ketika itu sudah kesengsem akan HAMMERSONIC yang akan mendatangkan salah satu The BIG 4 Thrash Metal "MEGADETH" dan juga vokalis cantik melengking "Tarja Turunen", merasa sangat was-was akan kabar tersebut. Selang beberapa hari setelah saya tiap hari cek ke 2 web tersebut, akhirnya berita konser Yngwie ke Indonesia itu sudah fix dan di announce ke 2 web resmi tersebut. Betapa girang tak terkira hati saya. Langsung saja saya post berita tersebut dan saya tag temen-temen saya yang saya kira mereka adalah salah satu FANS berat YJM terutama untuk teman-teman yang se daerah dengan saya di JOGJA(karena di Jogja saya kenal cukup banyak teman yang suka dengan Yngwie). Namun sayang, karena berat di tiket, mereka banyak yang berhalangan :(

web resmi Generation Axe


credited to Original Production


Berita tanggal dan lokasi konser sudah, selang beberapa hari kemudian muncullah info mengenai tiket, harga beserta lokasi pembeliannya. Saya yang begitu BERSEMANGAT sangat memburu tuk jadi yang PertamaX. Namun naas, ternyata tiket PRESALE yang hanya dijual 2 hari(tanggal 24 dan 25 Februari2017) itu hanya bisa di beli di CITOS(Cilandak Town Square), biasanya tiket konser yang saya ketahui itu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, ini hanya dua hari cuy. Saya yang berada di Jogja langsung lemas kaku mendengar berita tersebut. Namun di hari kedua, seorang teman men-japri saya lewat inbox FB menawarkan diri apakah saya mau nitip dan benar-benar mau beli tiket konser tersebut atau tidak. Saya di beri list harga tiket tersebut:



Langsung saja ku jawab iya, tanpa ba bi bu pikir panjang saya meminta untuk membelikan saya tiket VVIP, karena saya tak mau tanggung-tanggung tuk menonton musisi yang paling saya idolakan. Ibarat beribadah posisi terdepan adalah tempat yang paling banyak pahalanya, seperti itu pula saya berfikir kalau menonton sebuah konser. Posisi menentukan prestasi bro! Dan menjelang detik-detik terakhir loket tiket yang akan tutup jam 8 malam tersebut, teman saya mengirimkan sebuah foto, yang menunjukkan bahwa tiket untuk saya sudah terbeli, Huft, lega rasanya. Lalu, saya meminta teman saya tersebut untuk mengirimkan tiket tersebut untuk dipaketkan ke rumah saya. Selang beberapa hari pemaketan, saya mendapatkan barang yang saya tunggu-tunggu itu.


Lumayan dapat presale. Bisa lebih ngirit. Dapat diskon 20%. Tapi seperti biasa ada PPN di setiap pembeliannya, seperti yang tertera pada gambar diatas tadi. Untuk tiket normal bisa di beli di IBU DIBYO Ticket Box, RAJAKARCIS, LOKET ID, dan Original Production mulai tanggal 27 Februari 2017. Adapun paketan Meet and Greet yang sangat diluar dugaan saya, 1 paket seharga $ 225 USD.


Dan ini adalah denah Venue tersebut:



Hari berlalu, waktu pun terus berjalan. Saya dan teman saya berencana bagaimana caranya harus bisa foto bareng dan dapat tanda tangan dari idola kami tersebut. Jadi mau gak mau saya sepertinya harus beberapa hari sebelum hari H sudah OTW dari Jogja agar bisa menjemput idola kita. Namun saya masih bingung untuk menentukan kapan tanggal berangkat dan pulangnya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan H- 3 minggu dari acara hebat itu. Saya malah tambah galau karena, sama sekali belum reservasi tiket Pulang Pergi(PP). Sekitar H- 2 minggu-an, saya baru sempat ke Stasiun Lempuyangan untuk membeli tiket Kereta Api. Namun apes, saya ternyata hanya kebagian tiket berangkat dari Lempuyangan ke Pasar Senen dan untuk tiket pulang selama beberapa hari ternyata sudah FULL alias saya kehabisan. Makin bingung, saya akhirnya cari-cari info alternatif yaitu dengan pilihan Bus atau Travel.

Hari terus berganti hingga tiba saatnya saya tuk meluncur. Kamis tanggal 20 April 2017 pukul 15.26 Keretaku mulai berangkat. Demi menonton IDOLA saya yang PALING ku idolakan itu, saya rela cuti 2 hari agar bisa ketemu dan melihat langsung idola saya beraksi. Sekitar jam 1 malam Kereta yang saya naiki sampai di Stasiun Pasar Senen. Karena bingung mau nginep dimana dan tidak ada teman yang bisa bantu, saya memutuskan diri tuk beristirahat di luar Masjid bagian luar Stasiun. Selain untuk membayar hutang saya, dan menjalankan kewajiban saya semestinya sepertinya memang saya harus menunggu disitu. Selesai mengerjakan tugas saya, saya langsung ambil posisi, amankan barang, colok headset ke hape n#k*a senter saya, setel musik cadaz favoritku. Lumayan bisa tidur 2 jam-an, sampai petugas keamanan stasiun membangunkan kami. Pertanda waktu subuh tlah tiba, langsung kupaksa diriku tuk melawan rasa malas serta dinginnya waktu subuh. Subuhan selesai, ku lanjut istirahatku diluar Masjid sampai sekitar jam 9an. Lanjut sarapan dan beli bekal makan dan minum, karena di deket venue cari makanan apalagi nasi itu susah, andaipun ada itu harganya sangat mahal. Saya langsung menuju lokasi yang ditunjukkan oleh teman saya, di sebuah hotel dekat Ecopark. Via aplikasi ojek online saya menuju tempat yang kami sepakati untuk bertemu. Lama saya menanti hingga bosan, dan waktu menunjukkan hampir jam 12. Lalu saya tanya security hotel dimana masjid terdekat, ternyata jauh sekali, saya harus berjalan kira-kira 1Km lebih. Untung saja ada alternatif, di lantai atas hotel tersebut digunakan untuk Jumatan. Selesai Jumatan saya menunggu teman saya di lobi hotel. Tak ku sangka-sangka ternyata di sana ada Derek Sherinian , langsung saja saya mengajaknya berfoto. Dengan menggunakan Bahasa Inggris pula saya meminta orang lain untuk memfoto kami. Hasil pertama nge-blur.

failed 1st capture, Me and Derek Sherinian

Lalu saya minta take ulang fotonya :v . Wah meksa banget yah saya? Hehehe... Untung abang Keyboardsit ex Yngwie Malmsteen dan Dream Theater ini baik hati dan tidak sombong pula, jadi ya saya diperbolehkan foto lagi. Jepret lagi 2x , cekrekkkk. Hasilnya lumayan, tidak nge blur. Kalau hasilnya jelek ya maaf mungkin modelnya yang kurang bagus :p

Me and Derek Sherinian

Selang beberapa waktu akhirnya teman saya muncul, Mas Adrian Ivan. Tuk pertama kalinya kita bertemu di dunia nyata, setelah kita Kenal hanya lewat Komunitas musik Rock-Metal yang sama-sama kita suka. BTW, dia ini orang yang ke sekian yang selera musiknya mirip saya, Kita sama-sama maniak HELLOWEEN dan tentunya YNGWIE J. MALMSTEEN \M/. Di sana kita kita bertemu 2 orang lainnya yang sedang memburu para Dewa ini, yang mana salah satu diantaranya, Mas Arie adalah teman dari teman saya, Mas Ivan. Singkat cerita saya dan teman saya bertemu dengan 2 dari 5 Dewa Gitar tersebut yang sedang melintas di hadapan kami. Yang Pertama adalah Nuno Bettencourt, Gitaris band Funk Metal "EXTREME" ini nampak capek sekali namun saya salut sekali dengan beliau yang walau keliatan lemas kecapekan tapi masih mau melayani permintaan fans untuk berfoto bersama. Dan yang kedua adalah Zakk Wylde, meski terlihat sangat buru-buru juga masih mau berfoto dengan kami. Berbekal waktu yang sangat terbatas kurang dari SATU MENIT kami memanfaatkan momen berharga itu untuk segera jepret-jepret selfie bersama Gitaris kondang tersebut. Sekian lama menunggu, artis-artis lainnya tak kunjung keluar akhirnya kami juga yang akhirnya berselfie bersama, hehehe... Kami sama sekali tidak janjian tapi kami sama-sama membawa "Jubah" kebesaran/kebanggaan kami, yeah it's BATTLEVEST!

Me and Nuno Bettencourt


Me And Zakk Wylde

Me And Mas Ivan
Waktu mulai menjelang petang, kami segera bergegas menuju Ecopark untuk menukarkan tiket. Sesampainya disana saya dan teman saya itu langsung mengantri tiket. Tapi..., ternyata disana di barisan penukaran tiket sudah rusuh saja. Saya, teman saya dan juga para pembeli tiket PRE-SALE yang lain sama sekali belum mendapatkan tiket dan belum bisa mendapatkan tiket. Entah mengapa bagaimana bisa Hari H penukaran tiket dan waktu sudah mepet OPEN GATE tiket masih tidak ada diatas meja. Dan dari pihak panitia tidak memberi penjelasan yang cukup jelas akan hal itu. Orang yang di bela-belain jauh-jauh hari datang ke Citos merelakan waktunya untuk membeli tiket Pre-Sale malah mereka yang terakhir dapat tiket. Mereka berdalih tiketnya ada tapi tidak ada di meja panitia penukaran tiket, malah ada penonton yang di tawari suruh ganti tiket yang lebih rendah levelnya. What??? Misal VVIP atau VIP di tukerin ke Festival mah jauh banget bedanya. Akhirnya selang waktu setengah jam lebih orang yang di cari-cari yang katanya bawa tiket untuk penonton Pre-Sale akhirnya datang. Tanpa mencari tempat yang pas seperti diatas meja layaknya panitia yang lain, ibu-ibu itu langsung membagikan tiket dalam amplop putih ke penonton dengan mencocokkan bukti pembayaran mereka. Walau rasanya agak gak sopan banget, setidaknya tiket saya amandan berhasil mendarat di tangan.


meja penukaran tiket presale
meja penukaran tiket presale
buka tiket dari amplop 
tiket dalam genggaman tangan saya \M/ 8| \M/



Langsung saya berpamitan dengan teman saya tuk mengantri ke Barisan VVIP dan teman saya ke barisan Festival. Baris dengan rapi dan tertib, saya akhirnya masuk dan segera mencari posisi. Karena cukup terjebak lama gara-gara masalah tiket sepertinya saya keduluan sama yang lainnya. Tapi saya bersyukur masih dapat barisan TERDEPAN, tepat di depan Pagar Pembatas Besi. Ibarat kalau ibadah, saf terdepan pahalanya setara 1 ekor unta, seperti itulah pula yang saya cari saat menonton konser. Posisi depan pastilah banyak keuntungan dan enaknya. Posisi menentukan prestasi bro! Meski dapat bagian paling depan agak ke kanan pas tepat di depan sound, tapi tak apa lah saya masih bisa melihat IDOLA saya dengan sangat jelas :)

Oiya, disana saya juga bertemu dengan Mbak Lia Hapsari. Seorang teman yang saya kenal lewat komunitas pecinta/fans Iron Maiden di Indonesia. Dan terakhir kali kita bertemu saat gathering komunitas itu di Musro, The Sunan Hotel, di Solo. Pertamanya dia sepertinya tak menyadari keberadaan saya yang tepat di depannya, namun setelah saya ajak ngobrol ternyata baru ingat :). Ternyata dia membawa sang suami yang notabene namanya mirip dengan saya Herry, dan juga sama-sama nge fans sama Maestro YJM. \M/ 8| \M/


Tanpa menunggu lama setelah masuk ke Venue, para pendekar itu langsung memanaskan suasana dengan lagu Foreplay milik BOSTON yang sebenarnya nyambung dengan lagu Long Time. Seperti judul lagu yang dimainkan, ini hanya seperti "Foreplay" atau pemanasan bagi mereka. Meski hanya pemanasan di awal pembukaan mereka di Ecopark Jakarta ini, riuh antusiasme penonton sangat luar biasa.

1. Tosin Abasi, Nuno Bettencourt, Zakk Wylde, Steve Vai, Yngwie Malmsteen-Foreplay/Long Time(BOSTON):



Setelah 5 Shredder itu menghentak penonton dengan salam pembuka dari mereka. Kini Giliran Gitaris termuda diantara para pendekar gitar veteran itu, yup TOSIN ABASI. Tosin merupakan gitaris muda berbakat umur 34 tahun founder band Progressive Metal sekaligus lead gitar dari "Animal As Leaders". Beliau membuka penampilan pertamanya dengan lagu Tempting Time, yang dilanjut Air Chrysalis, lalu memainkan The Woven Web.

2. Tosin Abasi-Tempting Time(Animals As Leaders):



3. Tosin Abasi-Air Chrysalis(Animals As Leaders):



4. Tosin Abasi-The Woven Web(Animals As Leaders):



Dan di akhir sesi penampilannya, Tosin berduet dengan Nuno memainkan lagu Physical Education.

5. Tosin Abasi and Nuno Bettencourt-Physical Education(Animals As Leaders):


Dilanjut dengan Nuno Bettencourt, gitaris yang sekaligus frontman dari band Funk Metal "EXTREME". beliau memainkan lagu-lagu hits dari band miliknya itu. Nuno membuka solo performnya dengan hits andalan khas band FUNK Metalnya, yaitu: Get The Funk Out, sambil bermain gitar beliau juga lah yang menyanyikan lagu ini. Selepas menghentak penonton dengan lagu yang nge beat, Nuno sedikit cooling down dengan  menampilkan lagu ballad hits Extreme yang berjudul More Than Words. Berbekal gitar bolongnya itu, beliau masih piawai memainkan petikan andalannya. Sambil mengiringi penonton yang "Sing Along", Nuno ikut bernyanyi bersama-sama dengan kami. Kemudian dia memainkan Midnight Express milik Extreme, yang dilanjut dengan beberapa medley lagu. Flight Of The Wounded Bumblebee, Cupid's Dead, Play With Me, Rest In Peace milik Extreme disikat habis olehnya dalam medley solo guitarnya.

6. Nuno Bettencourt-Get The Funk Out(EXTREME):



7. Nuno Bettencourt-More Thank Words(EXTREME):


8. Nuno Bettencourt-Midnight Express(EXTREME):


9. Nuno Bettencourt-Flight Of The Wounded Bumblebee, Cupid's Dead, Play With Me, Rest In Peace(EXTREME):


Tak habis sampai disitu, Zakk Wylde pun masuk dan berduet bersama Nuno dalam lagu Sideways.

10. Nuno Bettencourt and Zakk Wylde-Sideways(Citizen Cope):


Dilanjut Zakk memainkan  2 lagu yang sangat populer N.I.B milik Black Sabbath dan Little Wing milik mendiang Jimi Hendrix. Lagu yang masing-masing berdurasi 6:07 dan 2:26 tersebut disulapnya menjadi solo guitar yang luar biasa berdurasi hampir 23 menit! Wow! Tanpa menunjukkan rasa lelah dan capek, Zakk mengguncang seluruh isi panggung dengan turun ke arah sisi kiri panggung ke kerumunan penonton saat lagu Little Wing. Di bantu dengan kru yang slalu siap sedia membenahi kabel kemana arah Zakk pergi, Zakk berhasil menarik seluruh isi gedung tersebut. Tak puas dengan hal itu, beliau kembali bermain gitar sambil menuju ke kerumunan penonton di lagu War Pigs milik Black Sabbath. Lagu yang berdurasi 7:58 itu menjadi lagu full solo guitar yang berdurasi hampir 16 menit lamanya. Mantaph!

11. Zakk Wylde-N.I.B(Black Sabbath)+Little Wing(Jimi Hendrix):



12. Zakk Wylde-War Pigs(Black Sabbath):


Selesai Zakk berhasil mencuri perhatian penonton, sekarang giliran si Flamboyan Steven Siro Vai yang akrab disapa Steve Vai. Sekali masuk gilirannya melakukan solo, lagu cadaz Bad Horsie andalannya sukses menghentak panggung. Lalu di lagu ke 2 dan ke 3 beliau memainkan Racing The World dan Gravity Storm dari album The Story of Light. Dan sebagai penutup penampilan solonya, Vai memainkan salah satu Solo Guitar Terbaik Sepanjang Masa miliknya, Yup, it's For The Love Of God.

13. Steve Vai-Bad Horsie:



14. Steve Vai-Racing The World:



15. Steve Vai-Gravity Storm:



16. Steve Vai-For The Love Of God:


Dan akhirnya "DIA" yang paling ditunggu-tunggu tampil memainkan solo guitarnya. Dibuka dengan lagu Spellbound yang di medley dengan Baroque N' Roll cukup memukau penonton dan membuktikan dia masih "Ngebut" :D . Dilanjut dengan Arpeggios From Hell yang kemudian berlanjut dengan potongan komposisi klasik Badinerie milik J.S Bach yang di medley dengan lagu Far Beyond The Sun. Lalu dilanjut dengan lagu intrumental miliknya Trilogy Suite Op. 5 yang di medley dengan lagu Fugue. Dan lagu yang ditunggu-tunggu itu muncul juga. MAESTRO Neo Classical Metal tersebut akhirnya unjuk kebolehannya dalam memainkan gitar nilon. Meski beliau marah-marah sepanjang konser karena sang Soundmand tak bisa mengeset Sound gitar sang Master tersebut, bahkan beliau sempat berteriak "TOO DRY, TOO DRY..." kepada sang penata suara tersebut, belaiu masih tetap melanjutkan permainannya karena tak mau mengecewakkan penonton terutama fans nya. Permainan gitar klasik di lagu Prelude To April dan Air On G String milik J.S Bach itu sungguh sangat dinanti, sebelum akhirnya pada suhugan utama yaitu BLACKSTAR! Yeah, lagu yang menjadi salah satu Solo Guitar Terbaik Sepanjang masa tersebut sangat dinanti para penonton terutama fans yang tlah lama menanti kehadiran beliau ini. Di temani Steve Vai, Yngwie memainkan Duet maut. Bahkan seorang Steve Vai pun mengakui keindahan lagu ini dengan berkata "The Most Beautiful Pieces Of Guitar Music I've Ever Heard...". Sayatan gitar mereka sungguh meresap sampai ke hati. Pokoknya TOP dah mereka berdua ini. Sama-sama gitaris PENGGEBRAK di era 80an ini memang tak perlu diragukan lagi skill dan performanya. Saya hanya bisa terkagum-kagum oleh permainan mereka. Mereka berdua sama-sama KEREN deh pokoknya (y)

Yngwie on the stage, credited to Wie Satriani

Yngwie on the stage, credited to Wie Satriani

Yngwie on the stage, credited to Wie Satriani

Yngwie on the stage, credited to Wie Satriani

Yngwie on the stage, credited to Wie Satriani

Yngwie saat memainkan Prelude To April dan Air On G String, credited to Wie Satriani

Vai & Yngwie saat memainkan lagu Blackstar, credited to Wie Satriani

Vai & Yngwie saat memainkan lagu Blackstar, credited to Wie Satriani


17. Yngwie Malmsteen-Spellbound+Baroque N' Roll:



18. Yngwie Malmsteen-Echo+Arpeggios From Hell:




19. Yngwie Malmsteen-Echo+Badinerie(Bach)+Far Beyond The Sun:



20. Yngwie Malmsteen-Trilogy Suite Op. 5+Echo+Fugue:



21. Yngwie Malmsteen-Prelude To April+Air On G String+Blackstar:


Selesai YJM memainkan Blackstarnya, nampaknya dia masih ada urusan dengan yang di belakang panggung. Sehingga di lagu selanjutnya hanya ada 4 pendekar gitar yang tampil bersama diatas panggung memainkan lagu instrumental milik Edgar Winters Group yang berjudul Frankenstein.

22. Tosin Abasi, Nuno Bettencourt, Zakk Wylde, Steve Vai-Frankenstein(Edgar Winters Group):


Di penghujung acara dan menjadi GONG penutup dari runtutan rundown, HIGHWAY STAR milik Deep Purple lah yang menjadi "Klimaks" saat melihat keindahan permainan para Dewa Gitar ini.

23. Tosin Abasi, Nuno Bettencourt, Zakk Wylde, Steve Vai, Yngwie Malmsteen-Highway Star(Deep Purple):


Generation Axe saat memainkan Highway Star,credited to Wie Satriani

Vai on the stage, credited to Wie Satriani

Vai on the stage, credited to Wie Satriani

Maen Gitar pake tangan udah biasa, ini pake gigi n lidah coy, credited to Wie Satriani

Nuno on the stage, credited to Wie Satriani

Nuno on the stage, credited to Wie Satriani

I'm Flying Jack, #ups ini bukan Titanic bro, credited to Wie Satriani

Nuno, Zakk and Vai, credited to Wie Satriani

Nuno and Zakk, credited to Wie Satriani

Angkat beban dulu bro, biar kekar, credited to Wie Satriani

Zakk gahar bener, credited to Wie Satriani

Nuno, Zakk, Vai, Yngwie and Tosin play Highway Star, credited to Wie Satriani

ALL Generation Axe saat memainkan lagu Highway Star. Kalau Master lagi maen yang lain nyimak aja yah gan, hehe... #guyon, credited to Wie Satriani


Video Full Concert ada disini ya ;)

Ada perjumpaan, ada pula perpisahan. Yah sepertinya itulah yang ingin mereka sampaikan. Selain berterimakasih kepada penonton atas atensinya, mereka akhirnya menyampaikan sampai jumpa. Di akhir perjumpaan, para pendekar itu membagikan salah satu "GEAR" nya kepadan kerumunan penonton. Langsung saya amankan barang-barang saya ke dalam tas, dan bersiap ambil posisi menuju kerumunan tengah depan panggung. Para pendekar itu mulai melempar "Pick" yang tersisa di Mic-nya. Beberapa kali saya gagal mendapatkannya. Namun akhirnya benda yang kuimpikan bisa ku dapatkan. 1 Pick ASLI dari idola saya Yngwie J. Malmsteen berhasil saya amankan tanpa lecet sedikitpun dan tentunya tanpa luka pada pick tersebut dan juga tangan saya pastinya :) Kalau sudah rejeki mungkin tak bakalan pergi kemana, hehe... :D Langsung saya bergegas keluar venue menemui mbak Lia. Saking groginya dan gemetarannya tangan kanan saya sampai gemetaran gara-gara pick tersebut. Untung saja pick tersebut jatuhnya di bagian luar pagar besi dan jatuh tepat di kotak an besi luar pagar, jadinya masih bisa saya selamatkan kembali. Fiuhhh...., Alhamdulillah. Kalau tidak, sudah diambil orang mungkin semisal Pick itu jatuh ke dalam. Sekali lagi, mungkin kalau itu benar-benar rejekiku tak bakalan kemana beneran. Lalu kami sempatkan foto bersama mumpung saya dapat barang berharga yang bisa dipamerkan ke teman saya, biar mereka nyesel karena tak mau ikut ajakan saya buat nonton konser Luar Biasa ini, ups... eh.


Langsung saya pergi keluar ambil nafas lega diluar sambil menyelamatkan hape saya yang baterainya sudah sekarat. Di luar saya bertemu kembali dengan Sandy dan Beng-beng Pas Band. Karena sebelum masuk venue saya dan teman saya sempat bertemu mereka namun ragu-ragu untuk meminta foto. Jadi kali ini saya tak ingin kesempatan itu terbuang sia-sia. Berhubung tak ada orang yang bisa diminta tolong untuk memfoto saya dan personil Pas Band itu jadi saya putuskan untuk "Selfie" saja :D



 Sambil men-charge hape saya saya mulai hidupkan mobile connection saya dan saya cek satu-satu notif. Ternyata teman saya sudah duluan keluar dan berjalan pulang, saya minta untuk tunggu. Selang beberapa menit, akhirnya saya bisa menemukan teman saya, Mas Ivan. Lalu kami sepakat tuk menuju hotel untuk "ngadem" sebentar dan istirahat, sambil ngobrol soal konser tadi. Tak lama kemudian, tanpa disangka-sangka orang yang kami cari-cari dan kami tunggu-tunggu selama ini menampakkan dirinya. Tak ingin melewatkan kesempatan, kami langsung berlari mengejarnya dan berteriak "Mr.Yngwieeee...." beberapa kali. Namun beliau terlihat tergesa-gesa serta cuek akan lingkungan sekitar, mungkin masih agak kurang puas soal konser tadi. Setelah kami mencapai hampir kira-kira jarak 2 meter 2 bodyguard menghadang kami, seolah kalau kami berani mendekat mereka sudah siap menghajar kami. Dengan berat hati saya dan teman saya harus merelakannya. Pikir saya dalam hati, mungkin ini belum rejeki saya. Dan dalam hati pula saya berdoa agar saya bisa di beri kesempatan seperti ini lagi, menonton konsernya serta bertemu secara langsung dengannya. Sekitar pukul 12 lebih sekian menit kami memesan Ojek online bersama-sama. Dan akhirnya kami pulang ke tempat tujuan kami masing-masing. See you next time mas Ivan, mbak Lia dan kawan-kawan lainnya, sampai bertemu di event musik Rock/Metal yang megah selanjutnya! \M/


****************************************END*************************************


Secara garis besar inilah plus dan minus di konser kemarin:


(+) Kelebihan:

> Yngwie Malmsteen benar-benar jadi konser ke Indonesia, setelah pernah gagal mau datang kembali.
> Yang diundang jadi bintang utama di konser ini semua adalah DEWA Gitar yang tak perlu diragukan lagi kemampuannya(kalau ada error seperti masalah sound, itu mungkin diluar kemampuan mereka).
> Penonton mau berSABAR meskipun sudah mulai suasana memanas, karena masalah penukaran tiket yang tidak jelas.
> Jumlah penonton cukup banyak, walaupun sebenarnya masih bisa jauh lebih banyak lagi.



(-) Kekurangan:

> Sepertinya kurang gencar dalam promosi ke khalayak ramai(baik itu promosi, sehingga banyak orang yang sampai H-1 dan hari H tidak tahu akan berita konser tersebut. Pada waktu itu isu POLITIK di Jakarta sedang hangat-hangatnya, jadi perlu promosi yang jauh lebih gencar agar lebih banyak orang yang tahu berita ini.
> FP kurang responsif dalam membalas pertanyaan(dalam bentuk komentar, postingan atau private message)
> Customer Service di WA(Whatsapp) sepertinya kurang tau info secara mendetil. Terbukti saat saya tanya-tanya soal konser dia tidak tahu dan harus menanyakan kepada atasannya. Bahkan teman saya tanya hanya di READ doank tidak dijawab-jawab juga.
> Karena tiket dirasa "agak" mahal, maka banyak fans yang berhalangan untuk menonton. Mungkin kalau harga tiket dipertimbangkan kembali pasti akan lebih banyak lagi yang datang.
> PRE-SALE tiket terlalu singkat, hanya 2 hari. Umumnya konser band Rock-Metal itu antara beberapa minggu hingga beberapa bulan.
> Lokasi penjualan tiket Pre-Sale hanya bisa di CITOS jakarta, otomatis yang berdomisili jauh tidak bisa/kesusahan untuk membelinya.
> Pihak EO juga kurang ramah ketika fans yang sangat fanatik ketika menunggu artis di hotel diusir secara kasar. Padahal yang berada disana bukan gerombolan berandalan, tapi fans yang bener-bener kenal betul akan idola mereka(mayoritas fans Yngwie), bahkan disana juga ada Edo Widiz(Gitaris band Voodoo) ikut kena usir juga.
> Sound hasilnya sangat KURANG, ada yang mati-mati, ada yang volume nya kurang besar, ada yang ketinggian, dan saat Master YJM memainkan lagu andalannya Air On G String memakai gitar nilonnya itu suara nya "Terlalu kering" yangmana sudah di teriakkan oleh beliau kepada sang Soundman, tetapi entah mengapa sound dari Yngwie tersebut adalah yang paling "Mawut", sepanjang konser beliau marah-marah karena sound yang keluar TAK bisa MAKSIMAL. Sehingga musisi yang paling ditunggu-tunggu pun meski sudah mengeluarkan performa terbaiknya pun, karena settingan sound tidak maksimal, hasilnya pun juga kurang "nendang", walau doi udah nendang-nendang juga saat main gitar, hehe...

Begitulah hal yang bisa saya ceritakan mengenai Konser Generation Axe 21 April lalu. Sampai jumpa di Konser selanjutnya. Dragonforce Concert @Kridosono, YOGYAKARTA. See you there! \M/



*********************************************************************************

CREDIT:

Photo: Original Production, Mas Wie, Mas Ivan, Mbak Lia, Hery.
Video: Hery (source & concept), Bayu (editor).
Special Thanks: Yang pertama tetap saya panjatkan pua dan puji syukur saya kepada ALLAH S.W.T atas rahmat dan rejeki yang saya terima, dan yang kedua kepada Mas Ivan, terimakasih sudah menemani saya selama di Jakarta dan Sharing soal YJM dan Helloween tentunya. Terimakasih juga buat mbak Lia sudah mau diajak ngobrol selama konser dan selfie bersama lagi.


No comments:
Write comments

Recommended Posts × +