Setelah kemarin-kemarin kita bahas Tradisi-tradisi masyarakat Jawa sebelum bulan Ramadhan: NYADRAN dan PADUSAN, saat bulan Ramadhan: NGGUGAHI SAHUR. Dan kini kita tiba saatnya tuk membahas Tradisi masyarakat Jawa setelah Lebaran, yaitu UJUNG.
UJUNG adalah istilah yang dikenal masyarakat Jawa untuk Tradisi bersalam-salaman, meminta maaf, serta sungkem dari satu rumah ke rumah yang lain. Secara bahasa mungkin dalam Bahasa Indonesia mengarah ke kata "Silaturahmi". Tradisi ini biasanya dilakukan setelah Shalat Ied(Idul Fitri), selepas salam-alaman di dalam Masjid. Biasanya yang melakukan ujung adalah anak kecil, remaja, dan dewasa. Karena orang tua yang sekiranya sudah sepuh biasanya tuk memilih di rumah dan menunggu di singgahi tetangga atau kerabat dan juga saudara-saudaranya. Ujung, bisa dianggap Tradisi yang Sakral bagi masyarakat Jawa. Karena bukan hanya sekedar salam-salaman saja, tapi juga meminta maaf atas semua kesalahan-kesalahan kita, sungkem kepada orang tua sendiri, para orang tua yang lain dan orang-orang yang dituakan, serta silaturahmi menjaga Ukhuwah Islamiyah, serta Ukhuwah yang lainnya(Insaniyah, Wathaniyah, dan Basyariyah). Di kampung saya sendiri(di Kota JOGJA), tradisi Ujung ini bukan hanya dilakukan masyarakat Muslim saja, akan tetapi bagi pemeluk agama Non Islam juga ikut merayakannya. Biasanya Ujung dimulai dari rumah sendiri, sungkem kepada kedua Orang Tua, salam-salaman kepada saudara dan atau Suami/Istri. Lalu dilanjutkan ke tetangga-tetangga sekitar rumah, tetangga satu kampung, bahkan sampai ke kampung sebelah. Kadang mereka yang melakukan Ujung bahkan sampai rela jauh-jauh keluar Kota, sambil MUDIK ceritanya, hehe... :D Dalam tradisi Ujung biasanya di setiap rumah menyiapkan sajian terbaik(dari mereka). Biasanya yang di sajikan adalah makanan dan minuman yang manis-manis. Sajian yang khas biasanya adalah Tape+Emping Mlinjo, nkmatnya gak terkira mas dab *o* , namun bagi yang sudah tua atau punya riwayat Rematik tidak disarankan untuk menikmatinya secara berlebihan, hehe... :p Sedangkan minuman yang khas saat lebaran adalah Sirup, kalau jaman saya masih kecil atau jaman dulu orang-orang cenderung menyuguhkan minuman ORSON. Untuk cemilan kadang disuguhi setoples Astor, Kuping Leo/Kuping Gajah, serta Khong Guan. Untuk satu yang terakhir itu KHONG GUAN kita perlu hati-hati, mengapa? Anak 90an umumnya sudah tahu akan hal itu pastinya. Yup, kalau tidak hati-hati, kadang kita akan ketipu akan isinya, yaitu RENGGINANG. Tapi kalau dapet Kong Guan yang ASLI , kita bukan perlu hati-hati lagi tapi harus CEKATAN, karena kalau tidak kita akan Kalah Start dengan yang lain yang sudah "nginceng" Wafer di toples tersebut.
Bagi anak-anak, tradisi Ujung di Kota sangat mereka suka. Karena mereka bisa mendapatkan Salam Tempel(Angpao kali, atau Fitrah kali yak, hehehe...) dari berbagai rumah. Biasanya anak-anak itu sudah "nge-cim" rumah-rumah mana saja yang biasanya memberi Uang bagi para pendatang terutama anak-anak kecil. Momen-momen seperti inipula yang mereka manfaatkan untuk mengkoleksi UANG BARU. Karena umumnya duit yang dimasukkan ke dalam amplop tersebut adalah uang hasil penukaran di Bank atau orang yang menjual Uang Baru setiap menjelang Lebaran. Bisa dapet maaf yang ikhlas dari orang lain saja itu sudah menyenangkan. Kalau misal mendapatkan hal seperti itu anggap saja itu bonus. Jangan terlalu berambisi ataupun terlalu memanfaatkan. Seiring bertambahnya usia pasti mereka juga akan sadar, dan akan malu sendiri kalau masih melakukannya. Karena saat dewasa justru merekalah yang akan berkewajiban melakukannya.
Banyak sekali hal-hal yang ingin saya ceritakan. Namun keterbatasan waktu dan lainnya membuat saya tak mampu menuliskan lebih jauh lagi.
Akhir kata:
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H / 2017.
Taqabbalallahu minna waminkum.
Minal Aidin Wal Faizin.
Mohon Maaf Lahir Dan Batin.
Kupat kecelup santen, menawi lepat nyuwun ngapunten.
Kami Cah 90-an YK mengucapkan:
"Sugeng Riyadi, Sedaya Kalepatan Kula Nyuwun Pangapunten"
Balik meneh neng 0-0 yo dab ;)
- @cah90anyk -
No comments:
Write comments