Pages

Monday, March 20, 2017

Extreme Fishing: ROCK FISHING @Grendan, Wediombo, 02-03 Jan 2017

Kali ini saya akan menceritakan perjalanan memancing saya pada tanggal 02 Januari 2017 (Senin sore) hingga 03 Januari 2017 (Selasa siang). Karena kebetulan Senin tanggal 2 saya cuti dan selasa saya masuk kerja malam karena saya kerja Night Shift, jadi saya ada kesempatan mancing selain weekend(sabtu-minggu) seperti biasanya. Perjalanan Mancing Mania saya kali ini dimulai dari ba'da Dzuhur saya siap-siapkan Tackle saya. Sekitar jam setengah 2 saya membeli umpan. Selesai membeli umpan sekitar jam 2 saya langsung meluncur ke tempat teman saya Pak Prapto yang sudah siap menunggu saya. Langsung saja kami meluncur dengan perjalanan yang cukup membuat tubuh basah karena ditemani hujan deras sepanjang perjalanan. Kami menuju Wediombo lewat Jalan Wonosari karena dirasa teman saya lebih cepat. Sekitar jam 4 kami tiba di Parkiran Wediombo.



lokasi parkir mobil

parkiran Wediombo

lokasi parkir motor



Lalu saya dan teman saya tadi menyempatkan diri tuk bercengkrama dan mengorek info dari bapak-bapak Tukang Parkir disana mengenai Spot. Yang bagus spot mana, air nya gimana, dan lain lain. Setelah selesai cari info dan memuat barang-barang bawaan dari motor, kami langsung menuju Warung di pinggir Pantai Wediombo untuk memesan nasi bungkus untuk bekal kami mancing. Pokoknya sebelum mancing pastikan anda bawa bekal makanan/nasi dan minuman/air mineral, karena di spot-spot mancing Wild Fishing itu jelas tidak ada penjual atau warung disana.




Setelah bekal makanan siap, kami kemudian menyusuri bibir pantai Wediombo. Setelah berjalan sekian ratus meter karena melihat ketinggian ombak yang sekian kami rasa tak mampu menuju spot dengan menyusuri pinggiran di bawah tebing. Lalu kami diberi tahu oleh salah satu wisatawan yang ada di situ kalau ada jalan lewat atas yang juga bisa tembus ke Pantai Jungwok. Mulailah kami mencoba menyusuri jalan atas. Yang benar saja, baru beberapa langkah saya berjalan, ada ular dengan panjang sekitar 1 meteran melintas tepat di depan kaki saya. Untung saja saya memakai sepatu, yang setidaknya ada perlindungan untuk kaki saya. Walau sebenarnya saya sarankan untuk memakai sepatu Boot untuk lebih melindungi dan lebih kuat dalam melindungi kaki. Jujur karena saya takut ular saya langsung lari(dan berdasarkan mitos beserta pengalaman pribadi saya sendiri kalau orang mancing ketemu ular itu entah berbisa atau tidak pasti biasanya APES). Lanjut ke perjalanan. Karena saya hanya tahu jalan lewat jalan bawah yang tadi tak bisa di lewati , kami lewat jalan atas dengan masih meraba-raba(mencari tahu secara perlahan). Dan karena perjalanan yang kami lewati jalannya sangat becek dan licin membuat kami sangat kewalahan untuk berjalan, sehingga kami semakin lama untuk bisa menuju Spot.



Sekitar jam maghrib akhirnya kami sampai di Pandan-pandan.








Lalu kami  mencoba menuruni tebing dengan ketinggian 5-7 meter dari Pandan-pandan tersebut dengan susah payah. Maklum saja saya pemancing NOOB alias Amatiran. Dengan perlahan kami mencoba menurunkan barang-barang kami yang begitu banyaknya secara satu persatu. Karena sangat mustahil membawa beban yang begitu berat dan banyak sekaligus untuk turun panjat tebing dengan TANGAN KOSONG. Lalu kami segera mendirikan Terpal untuk melindungi kami dari Panas dan Hujan.


Karena teman saya melihat spot yang lebih potensial (yaitu GRENDAN yang dimaksud itu sendiri) kami mengurungkan diiri untuk uncal(uncal=mancing=memancing) disitu. Dan segera saja kami kukut Terpal dan barang bawaan kami menuju Grendan. Kami pasang lagi Terpal kami. Sampai lokasi kami terkesima dengan Spotnya. Karena sudah terpelihara dan terawat oleh teman-teman mancing Karangan Jogja terutama JRF yang memfasilitasi dengan pelampung ban, sandaran joran, tali, dan lain lain.





Baru sekali, dua kali, tiga kali lemparan kami sudah di terpa Hujan Deras lagi beserta angin kencang. Sepanjang malam kami terus dihujani , hingga Terpal kami seperti layangan yang mau terbang. Sehingga semalaman kami tiduran berbasah-basahan karena saking derasnya hujan mampu tuk menembus sisi-sisi samping tempat kami berteduh yang seadanya itu. Sampai pagi pun hujan tak juga reda. Pagi sekitar jam 7 walau masih gerimis Pak Prapto teman saya mencoba untuk uncal . Ya mau gimana lagi udah berjuang mati-matian menuju spot masak gak dapat apa-apa dan tidak melakukan apa-apa? Karena itu kami memanfaatkan peluan walau sekecil apapun.




Karena hujan mulai menggila lagi dan ombak mengganas, kira-kira ombaknya mampu menyapu sekitar 2 meter dari tepian pinggiran karang. Saya hentikan niatan saya untuk memancing. Namun teman saya masih bertekad kuat untuk meneruskannya. Saya manfaatkan saja kesempatan ini untuk beristirahat untuk isi stamina agar bisa pulang dan lanjut kerja tentunya. Sekitar jam 10an teman saya mengajak kita untuk sudahan memancingnya karena mendung semakin pekat. Cepat-cepat kami bergegas untuk pulang. Dan lagi dan lagi sampai diatas tebing kami harus meneruskan perjalanan dengan ditemani Hujan Deras lagi. Jalanan setapak yang tadi kami lewati seperti menjadi sungai kecil yang mengalir.

Sekitar jam 12an kami sampai dan istirahat sebentar di warung untuk pesan makan dan teh panas tuk menghangatkan badan yang sedari kemarin kehujanan. Lalu teman saya meminta pamit pulang sekitar jam 12.30. Karena badan saya masih terlalu capek saya urungkan untuk langsung pulang. Lalu saya lanjutkan Ritual tombo BONCOZ(boncos=gablug=zonk=tidak mendapatkan ikan) dengan makan Mie Ayam. :D



Barulah setelah sekitar jam 13.00 saya kenyang dan badan saya sedikit hangat serta jaket dan kaos kaki yang saya sempatkan jemur di tepi jalanan tadi kering. Saya lanjut berjalan menuju Parkiran. Saya sempatkan lagi ngobrol-ngobrol dengan tukang parkir mengenai pengalaman Boncoz saya tadi. Lalu saya pulang ke rumah dan saya sempatkan istirahat walau sebentar. Dan sekitar jam setengah 5 saya lanjutkan perjuangan saya untuk makaryo walau badan masih pegel-pegel dan capek gak karuan...


Pesan:
1. Pakailah Sepatu saat perjalanan(pakai sepatu Boot lebih baik)
2. Disarankan untuk membawa PORTER(orang yang menjadi guide menuju spot dan yang membantu membawakan barang) agar lebih mudah mendapatkan jalan tanpa harus mencari, barang bawaan lebih ringan karena terbantu oleh porter, dan porter biasanya lebih tahu tentang spot mana saja yang sedang bagus atau spot mana yang sebaiknya jangan dipancing dulu, serta masih banyak lagi kelebihannya.
3. Jagalah spot sebaik-baiknya karena spot adalah dari TUHAN YME untuk dipakai kita bersama.
4. Jangan buang sampah sembarangan, sediakan kantong plastik untuk sampah anda, lalu bawa pulang sampah tersebut sampai anda menemukan tempat pembungan sampah yang benar.

No comments:
Write comments

Recommended Posts × +