Pages

Wednesday, May 17, 2017

GILIRAN, Then VS Now.



GILIRAN, Giliran is a special term for power failure for Jogjanese *Sok KEMINGGRIS*. Jika diartikan, Giliran adalah suatu istilah bagi orang JOGJA ketika kehilangan daya listriknya. Atau istilah umum dalam bahasa Indonesia yaitu Mati Lampu atau Mati Listrik. Di daerah lain, orang menyebutnya dengan istilah OGLANGAN (daerah Solo dan sekitarnya). Giliran ini bisa terjadi karena PLN sedang maintenance, ada Trafo yang terbakar/meledak, ada pohon ambruk menimpa tiang listrik dan lain-lain. Sehingga mau tidak mau harus memutuskan jaringan listrik di sebagian wilayah.

Biasanya kalau sudah giliran(saat malam hari), ibu dan bapak langsung siap siaga menyalakan cahaya penerangan alternatif. Kadang memakai Dian/Teplok/Lampu Senthir/Lampu Semprong, bisa juga Lilin, ataupun Petromak. Kalau agak modern orang jaman sekarang menggunakan Lampu Badai, Senter atau penerangan dari hape serta peralatan modern lainnya. Berhubung Lampu Tradisional tersebut memakai minyak tanah atau juga bisa juga minyak goreng itu lumayan boros, jadi biasanya dalam 1 rumah hanya memasang penerangan di beberapa tempat saja, misalnya di ruang tamu, kamar mandi, dan ruangan penting lainnya. Bahkan kadang ada yang memasang hanya di ruang tamu saja. Dan disana seluruh anggota keluarga berkumpul. Kalau semisal pas waktu Giliran itu adalah waktu jam belajar anak maka merek belajar di ruang tamu dengan penerangan seadanya itu. Walau dengan segala keterbatasan itu tak menyurutkan semangat belajar meski dengan cahaya yang remang-remang. Namun yang masih anak-anak kadang sudah terlelap dipangkuan orang tua.


Sambil menunggu listrik menyala, saat Giliran bisa memakan waktu berjam-jam, kadang orang tua mengisi waktu mereka dengan "ndolani" anaknya. Mereka ndolani anak-anaknya dengan memanfaatkan bayangan dari cahaya lampu penerangan yang ada. Orang tua mendekatkan tangan ke Lampu penerangan. Lalu mereka mulai membentuk sesuatu dari kedua tangannya. Dan terbentuklah sebuah bayangan yang bisa menyerupai berbagai bentuk. Biasanya bayangan itu berbentuk hewan, antara lain: Burung, Kelinci, Anjing, Ular, Rusa dan lain-lain. Kadang anak pun ikut-ikutan mencoba bermain dengan bayangan. Tapi ingat, harus hati-hati, jangan terlalu dekat dengan api. Salah-salah nanti malah "Kebrongot" (terkena/terbakar api secara tidak sengaja). Selain bermain bayangan, anak-anak dulu juga suka bermain Ninja-Ninjaan. Cukup bermodalkan sarung yang diikat di kepala lalu ditarik ke belakang sudah bisa jadi Ninja, ahhahha... Adapun permainan yang anak-anak jaman dulu yang dilakukan ketika Giliran. Jika mereka merasa suntuk kadang mereka malah bermain diluar. Biasanya kalau Giliran seperti ini mereka malah bermain "Dhelikan" (dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Petak Umpet). Apalagi jika "Padang mBulan" , mereka bisa tambah semangat bermain diluar, karena diluar cukup terang diterangi oleh cahya rembulan.


Bermain Bayangan (gambar copas)

Bermain Ninja-Ninjaan (gambar copas)

Bermain Dhelikan/Petak Umpet  (gambar copas)

Itulah gambaran kondisi saat Giliran orang jaman dulu. Bagaimana dengan yang sekarang? Boro-boro melakukan hal-hal diatas, yang pertama dilakukan yaitu pasti mengeluh. Bagaimana tidak, jaman sekarang mana yang tidak membutuhkan listrik. Hampir semua pekerjaan butuh listrik. Misal komputer, mati listrik setengah jam atau satu jam saja pasti pekerjaan bisa keteteran. Apalagi laundry atau yang lainnya. Pokoknya listrik itu sangat vital di jaman sekarang. Semoga saja kita sadar bahwa tak selamanya kita selalu tergantung oleh teknologi dan kembali ke alam. Tidak semua kebahagiaan dan keceriaan harus membutuhkan listrik. Salam Makk Pettt!

No comments:
Write comments

Recommended Posts × +